Rabu, 31 Agustus 2011

Jilbab Wanita Mesir

Muhammad al-Beltaji, Guru Besar dan Ketua Jurusan Syariah Islam Fakultas Darul 'Ulum Universitas Cairo, mengemukakan bahwa, " Di Mesir, cadar dipakai oleh kalangan wanita-wanita yang maju dan kaya serta menengah hingga sekitar awal abad XX, sedang wanita-wanita pekerja di perkebunan, demikian juga yang miskin di perkotaan, tidak memakainya dan tampil dengan wajah terbuka. Ini, karena ketika itu cadar merupakan salah satu cara penampilan yang mengesankan kekayaan dan kedudukan sosial yang tinggi, ... sampai salah seorang penyair menggubah syair-syair yang menggambarkan tekad para wanita untuk memakainya walaupun para nabi, membolehkan wanita menampakkan wajahnya."
( Muhammad al-Baltaji, Makanat al-Mar'ah Fi al-Qur'an al-Karim Wa as-sunah ash-shahihah, Cairo, Dar as-Salam, 2000, hal. 293)


Sajak Hafizh Ibrahim (1872-1932) yang menggambarkan sikap wanita-wanita Mesir kala itu:

Seandainya hadir ke Mesir ibu kita Hawa....
tampak wajhnya di hadapan kami dan kami mengamatinya,
dan tangan beliau menuntun Maryam yang juga terbuka wajahnya,
sambil menjabat tangan kami yang beliau lihat dan tegur,
serta di belakang keduanya ada 'Isa, Musa, dan Muhammad,
ada juga pasukan malaikat yang bergelombang kehadirannya,
lalu mereka semua berkata, " Membuka cadar adalah halal",
kami kan menjawab, " Itu benar, tetapi kami menghindarinya."



0 komentar:

Posting Komentar

Forbes Entrepreneurs

 
;