Jumat, 20 Januari 2012

puisi jaman dulu ^_____________^


Jalan Ini…

Al-Islamu ya’lu wa la yu’la ‘alaih,
Islam itu tinggi dan tidak ada yang melebihi ketinggiannya.

Sungguh, terlalu indah kata teruntai,
betapa bijak dan indah rangkaian kata terucap,
hingga aku mengira terdapat ruh dalam setiap kata,
sejatinya hanya rangkaian kata biasa,
lalu, apa yang membuat ia begitu hidup?

Lama, sunyi, tiada jawab.

Aku terus melangkah, jauh dan semakin jauh,
Kubiarkan segala tanya terikat, masih tanpa jawab,
Aku makin tak tentu arah,
Tiada lagi orientasi, yang tersisa hanyalah sirnanya asa.

Adakah jalan yang kutempuh benar?
Sungguhkah terdapat kemuliaan di setiap jejaknya?
Kekecewaan, keputusasaan, dan kesedihan tiada lelah menaungi hati yang gelisah,
Kegelisahan yang meremukkan jiwa ketika diri ini tiba di persimpangan jalan,
Aku pun sadar, inilah waktu yang tepat untuk memutuskan,
Kelanjutan arah dari perjalanan ini,
Aku pun mengerti, harus ada yang terkorbankan,
Satu untuk yang lain.

Kaki ini mulai melangkah kembali,
Belaian anginnya masih sama seperti yang kemarin, hanya saja sekarang terasa lebih lembut,
Kerikilnya masih sama seperti yang  kemarin, hanya saja sekarang terasa lunak ketika telapak kaki menyentuhnya,
Jalan ini pun masih mendaki seperti yang kemarin, hanya saja sekarang terasa lebih landai,
Senyatanya  ini memanglah jalan yang kulalui kemarin,
Sejatinya aku tak mengubah arah sederajatpun,
Sesungguhnya akupun tahu, aku tak dapat mundur ataupun berganti arah lagi.

Benar, aku sedih atas sesuatu yang mesti terkorban,
Tak salah, akupun meneteskan air mata melepasnya,
Namun, bukankah Islam terlalu tinggi untuk dibandingkan dengan sesuatu yang rendah?
Dan ini benar.
Bukankah kemuliaan Islam takkan nyata tanpa pengorbanan dari mujahidnya?
Dan ini benar.
Maka, suatu keniscayaan bahwa jalan yang kutempuh adalah benar.
Dan kuyakin, inipun benar. 

thanks for reading 

0 komentar:

Posting Komentar

Forbes Entrepreneurs

 
;